Cara Sederhana untuk #BersamaBergerakBerdaya dalam Memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia
Ecoblog 17.30Halo Juni!
Tidak terasa tahun 2023 sudah memasuki di bulan
keenam, yang berarti kita sudah hampir menginjak setengah tahun di tahun ini.
Kebaikan dan dampak positif apa saja yang sudah kamu lakukan sampai dengan saat
ini? Mari kita renungkan dan jadi evaluasi untuk diri sendiri, karena sejatinya
setiap hari kita akan bertumbuh dan kita tidak sedang berkompetisi dengan orang
lain, melainkan dengan diri sendiri. Selain itu, sebagai manusia sang khalifah
di bumi, dampak positif dan baik apa saja yang sudah kita berikan dan lakukan
untuk bumi tempat kita berpijak? Jika jawabanmu tidak tahu apa atau mungkin
masih menerka-nerka apa yang bisa dilakukan untuk bumi, maka semoga tulisan ini
bisa memberikan jawaban dan inspirasi untukmu.
Di bulan Juni ini bertepatan dengan peringatan
hari Lingkungan Hidup Sedunia yang diperingati setiap tanggal 5 Juni. Kenapa
harus tanggal 5 Juni? Pada tahun 1972, PBB menetapkan 5 Juni sebagai World
Environment Day menandai konferensi Stockholm tentang Lingkungan Hidup yang
diadakan pada 5 Juni 1972. Peringatan setiap tahun dilakukan untuk meningkatkan
kesadaran global akan perlunya melakukan tindakan lingkungan yang positif untuk
menjaga bumi. Setiap tahun peringatan hari lingkungan hidup memiliki tema
sendiri, seperti #OnlyOneEarth (2022), #GenerationRestoration (2021),
#TimeForNature (2021), dan tahun ini mengangkat tema #BeatPlasticPollution
untuk menyerukan solusi global dalam memerangi polusi plastik.
Nah, momentum Hari Lingkungan Hidup Sedunia bisa menjadi salah satu langkah kita untuk memberikan perhatian dan aksi untuk bumi demi mencegah dampak perubahan iklim menjadi semakin buruk. Salah satunya dengan menerapkan gaya hidup ramah lingkungan yang bisa didiversifikasi dalam beberapa kategori, misalnya energi, sampah, makanan, green digital, bisnis hijau, atau bahkan aktivisme. Berikut ini hal sederhana yang bisa kamu lakukan untuk untuk #BersamaBergerakBerdaya dan menjadi bagian dari aksi global dalam menyuarakan proteksi terhadap bumi di momen Hari Lingkungan Hidup Sedunia dengan menerapkan gaya hidup ramah lingkungan
1. Cobalah terapkan dalam sehari untuk komitmen tidak membeli makanan/minuman dalam kemasan
Coba tanyakan pada diri sendiri, seberapa sering dalam sehari kamu membeli makanan atau minuman dalam kemasan? Apakah makanan atau minuman yang kamu beli memiliki packaging yang ramah lingkungan? Bagaimana sampah kemasan makanan dan minuman diolah? Dan lain sebagainya.
Sebagai manusia yang memiliki mobilitas tinggi mungkin akan terasa sulit untuk menerapkan gaya hidup mengurangi penggunaan makanan dan minuman dalam kemasan. Contoh sederhananya adalah membeli air mineral dalam kemasan, karena air minum adalah kebutuhan yang harus kita penuhi agar terhindar dari dehidrasi, apalagi kita tinggal di negara tropis. Ketika kita beraktivitas di luar ruangan, maka mau tidak mau kita akan membeli air kemasan, baik air mineral maupun kopi atau teh dalam cup kekinian. Pasalnya sampah kemasan dan minuman dalam bentuk plastik yang dihasilkan di Indonesia pada tahun 2022 menempati posisi kedua setelah sampah sisa makanan dengan proporsi 18,22%.
Nah kita bisa meminimalisir penggunaan kemasan dalam plastik dengan rajin membawa botol air minum sendiri atau tumbler. Kamu bisa menggunakan tumbler untuk mengisi air mineral dan kamu juga bisa menggunakan insulated tumbler yang bisa dipakai saat ingin meminum kopi atau teh panas maupun dingin. Terkadang yang menjadi dilema adalah ketika kita sudah membawa tumbler kemanapun pergi, tetapi sulit menemukan tempat untuk mengisi ulang air sehingga kita mau tidak mau harus membeli air kemasan untuk isi ulang air kita ke dalam tumbler. Memang di beberapa lokasi terdapat tempat untuk isi ulang air mineral, salah satunya di bandara. Semoga kedepannya di Indonesia bisa ada inovasi tempat refill air mineral di titik-titik lokasi yang sering dikunjungi orang, misalnya di stasiun, bandara, taman, dan tempat umum lainnya. Untuk saat ini, mari mulai membiasakan untuk membawa tempat minum atau tempat makan sendiri untuk mengurangi sampah plastik. Yuk dedikasikan satu hari setiap minggu untuk tidak membeli makanan dan minuman dalam kemasan, dampaknya akan besar untuk bumi.
2. Terapkan Manajemen Food Waste dan Donasikan Makanan Lebih Kepada yang Membutuhkan
Mengutip data dari Sistem Informasi PengelolaanSampah Nasional, berdasarkan jenisnya mayoritas timbunan sampah nasional pada
2022 berupa sisa makanan dengan proporsi sebesar 41,55%. Banyak sekali bukan?
Ya, itulah mengapa sampah sisa makanan menempati urutan nomor pertama sebagai
sampah yang paling banyak dihasilkan di Indonesia. Tak heran jika data dari The
Economist juga menyebutkan bahwa setiap orang di Indonesia menghasilkan 300 kg
sampah makanan per tahunnya. Ya, aku adalah salah satunya L
Kebiasaan membuang makanan karena dirasa sudah cukup kenyang atau memang karena
tidak suka dengan rasanya ternyata menjadi boomerang untuk kita sebagai makhluk
yang menempati planet bumi. Makanan yang terbuang sia-sia akan menghasilkan gas
metana pemicu efek rumah kaca. Itulah mengapa sebaiknya ketika makan sebaiknya
sesuaikan dengan porsi kita, buatlah meal
prep agar manajemen makanan lebih teratur, belajar untuk membuat pupuk atau
kompos dengan memanfaatkan sampah rumah organik, dan kamu juga bisa menyumbangkan
makanan yang masih layak dimakan kepada yang membutuhkan.
Tahukah kamu di Indonesia ada beberapa startup yang berfokus pada pengurangan food waste. Tiga aplikasi karya anak bangsa yang bisa kamu unduh dan cari tahu manfaatnya untuk mendukung upaya mengurangi food waste, di antaranya adalah Surplus, Garda Pangan, dan DamoGo. Selain itu, kamu juga bisa mendonasikan makanan yang tidak terkonsumsi atau surplus makanan kepada bank makanan, salah satunya Food Cycle Indonesia. Mereka menginisiasi pembuatan bank makanan dan menyalurkannya kepada yang lebih membutuhkan. Mereka juga memiliki Food Cycle Point yang tersedia di beberapa lokasi di Jakarta dan kota-kota lainnya. Kamu bisa datangi Food Cycle untuk mendonasikan makananmu. Untuk informasi selengkapnya, kamu bisa kepoin Instagram mereka @foodcycleindonesia
3. Lakukan Digital Decluttering untuk Mengurangi Jejak Karbon Digital
Digital decluttering adalah aktivitas memilah dan membersihkan sampah digital yang kita hasilkan di gadget yang kita gunakan. Yup, bukan hanya sampah fisik saja yang bisa kita hasilkan, tetapi aktivitas kita di dunia internet dan digital juga menghasilkan sampah dan jejak karbon. Dilansir dari wanaswara.com , jejak karbon yang dihasilkan dari internet, gawai, dan sistem yang mendukungnya menyumbang sekitar 3,7% dari emisi gas rumah kaca global. Mulailah menghapus sampah digital, baik berupa foto maupun video di gawai kamu. Jangan malas untuk menghapus juga riwayat penelusuran internet yang pernah kamu lakukan agar mengurangi pengeluaran listrik yang dipakai oleh server di data center. Jangan lupa juga untuk membersihkan email kamu, membersihkan email spam, dan unsubscribe newsletter di email kamu guna mengurangi jejak karbon digital. Selengkapnya tentang Digital Decluttering bisa kamu baca di tulisanku sebelumnya.
Nah itu dia 3 cara sederhana yang bisa kita lakukan
untuk #BersamaBergerakBerdaya dalam memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia.
Aksi nomor berapa yang sudah kamu lakukan? Jika belum, yuk mulai! Tidak harus
semuanya dilakukan dalam satu waktu, kamu bisa melakukannya sehari sekali atau
semampu kamu. Hal ini karena sesederhana apapun aksi yang kita lakukan untuk
bumi, jika kita lakukan secara konsisten dan bersama-sama, maka akan membawa
dampak yang besar bagi kebaikan bumi tempat kita tinggal. Jadi, yuk ikutan juga
aksi kamu #BersamaBergerakBerdaya untuk bumi! Caranya klik di tautan berikut https://teamupforimpact.org/team-up-everyday/play , pilih tema challenge
kamu, dan upload ke Instagram dengan output reels, menangkan hadiahnya! Let’s
team up for better earth! 💚