Hai, apa kabar? 😊
Semoga sehat selalu ya dan tetap
mencintai bumi dan menjaga hutan.
Berbicara tentang hutan, kamu sudah
tahu belum kalau setiap tanggal 21 Maret diperingati sebagai hari hutan sedunia?
Ada banyak hal yang bisa kita lakukan
untuk menjaga hutan. Kontribusi apapun itu, sekecil apapun bentuknya, itu tetap
bermakna. Nah di tulisan kali ini, aku mau membagikan hal sederhana yang bisa
kita lakukan untuk menjaga bumi dan hutan dari teriknya pemanasan global. Tentu
saja hal yang aku lakukan berdasarkan pengalamanku selama ini. Oiya, aku
menulis ini sebagai kontribusiku sebagai #EcoBloggerSquad membagikan ke teman-teman dalam mengikuti challenge
Team up for Impact. Aku memilih challenge “Tidak membeli makanan dan minuman dalam
kemasan” dan “Tidak menghasilkan sampah makanan”. Simak tulisanku sampai habis
ya untuk mengetahui apa saja yang aku lakukan!
1. Memakai tumbler
Air
minum merupakan kebutuhan primer yang harus kita penuhi, terlebih ada anjuran
untuk minum kurang lebih 8 gelas air setiap hari agar tubuh terhindar dari
dehidrasi. Ketika kita harus beraktivitas di luar rumah, tak jarang harus
membeli air minum dalam kemasan. Namun jika membeli air minum dalam kemasan,
maka kita sama saja berkontribusi dalam menyumbang bertambahnya sampah plastik
dari botol yang tidak bisa diurai dan hanya mencemari lingkungan. Tumbler
adalah solusi untuk mengatasinya. Bawalah tumbler ketika kamu harus keluar
rumah agar terhindar dari dehidrasi dan bantu menyelamatkan bumi.
Selain untuk minum air mineral, kamu juga bisa menggunakan tumbler untuk minuman lainnya, seperti teh, kopi, maupun jus. Aku menggunakan tumbler berukuran 750 ml atau 1 liter untuk air mineral. Aku juga menggunakan insulated tumbler yang merupakan tempat minum stainless steel dengan bagian dalam insulated wall yang berfungsi untuk menyimpan air panas dan dingin dalam waktu yang lama. Ketika ingin membeli minuman di kedai kopi atau teh/coklat, aku menggunakan insulated tumbler agar minuman tahan lama dingin maupun panasnya dan untuk mengurangi sampah yang dihasilkan oleh kedai kopi. Banyak brand F & B yang kini aware terhadap isu lingkungan dan seringkali memberikan discount tertentu untuk konsumen yang membawa tumbler sendiri, sehingga menikmati minuman favorit kita sambil menjaga bumi menjadi hal yang menarik untuk dicoba. Tumbler dapat digunakan berkali-kali, praktis, dan dengan menggunakannya maka kita berkontribusi dalam menyelamatkan pohon dan mengurangi limbah lingkungan. Pasalnya paper cup yang sering dipakai kedai kopi terbuat dari karton yang setiap tahunnya membutuhkan 100 ribu pohon setiap tahunnya. Sementara itu, di Indonesia, menurut data statistik persampahan domestik Indonesia, jenis sampah plastik menduduki peringkat kedua sebesar 5.4 juta ton per tahun.
Jadi, yuk gunakan tumbler setiap hari! Selain menjaga kesehatan, juga untuk menghemat pengeluaran dan menjaga bumi.
2. Bawa totebag ke mana pun pergi
Yuk
mulai diet kantong plastik! Ayo belajar untuk menghilangkan ketergantungan pada
plastik. Kenapa harus begitu? Menyambung dari poin pertama, selain sampah
plastik sulit terurai (dibutuhkan waktu ratusan hingga ribuan tahun) juga
ternyata plastik mengandung metana dan etilena yang merupakan senyawa
berbahaya. Kedua senyawa tersebut berkontribusi dalam menyumbang pemanasan
global, karena menghasilkan gas rumah kaca yang berbahaya.
Aku
pernah punya pengalaman ketika berbelanja di warung dekat tempat tinggalku dan
aku membawa totebag untuk wadah barang belanjaan yang aku beli. Kemudian
sang pemilik warung berkata,”nggak mau pakai kantong plastik aja kak? Gratis
loh!”
Aku
paham bahwa sang pemilik warung belum terbiasa dengan kebiasaan pelanggannya
yang lebih sering memakai kantong plastik dan akhirnya ketika ada satu
pembelinya yang tiba-tiba membawa kantong belanjaan sendiri, maka merupakan
anomali. Namun setelah aku lebih sering berbelanja di situ dan membawa totebag
sendiri, maka sang pemilik warung pun sudah terbiasa. Selain itu, aku juga
sering membawa totebag yang bisa dilipat ke dalam tas just in case aku
harus berbelanja atau membawa apapun itu. Sampai temanku sudah hafal dengan
kebiasanku ini yang semoga bisa menginspirasi mereka.
Bukan
hanya pada kantong plastik saja, tetapi produk turunannya juga. Misalnya
mengganti sedotan plastik dengan sedotan stainless steel dan peralatan
makan sekali pakai dengan peralatan makan yang bisa dipakai berkali-kali.
Jadi, yuk mulai menggunakan kantong belanjaan sendiri! Mari mulai saja dulu kebiasaan kecil yang akan berdampak besar untuk lingkungan.
3. Membawa kotak makan sendiri
Dalam rangka tidak membeli makanan dan minuman dalam kemasan, aku pun membawa bekal kotak makanan ketika keluar rumah. Sebenarnya aku juga lebih sering membawa bekal sendiri sejak sekolah dulu, tentunya alasan utamanya agar lebih hemat dan lebih sehat. Memasak makanan sendiri untuk makan siang memiliki banyak manfaat lainnya selain untuk mengurangi sampah. Misalnya, kita jadi lebih bersemangat untuk bangun lebih pagi untuk menyiapkan bekal, kita juga punya banyak pilihan menu yang lebih sehat dan higienis, dan tentunya besarnya peluang terhindar dari virus dan bakteri yang terdapat pada kemasan makanan atau minuman yang di jual di pasaran.
Aku juga menyiapkan makanan ringan sendiri, seperti salad buah dan roti dengan selai dari Jungle Gold yang merupakan produk cokelat plant-based yang mendukung petani lokal. Selain itu, aku suka produk ini karena ini merupakan produk berkelanjutan, kemasannya bercerita, dan mendukung petani lokal.
Dan yang paling penting adalah
kita harus menghabiskan makanan kita ya! Katakan tidak pada food waste. Kenapa
begitu? Karena di balik makanan yang kita konsumsi terdapat proses yang panjang,
dari mulai penanaman – proses produksi – pengolahan – distribusi – konsumsi –
pengolahan sisa organik yang memiliki dampak pada lingkungan, yaitu carbon
footprint. Menurut The Economist Intelligence Unit, sepertiga dari seluruh
makanan di dunia (1,3 juta ton makanan) terbuang sia-sia. Kemudian, setiap
orang di Indonesia ternyata menghasilkan 300 kg sampah makanan setiap per
tahunnya. Banyak sekali bukan?
Jadi, yuk mulai membawa tempat
makan sendiri, membawa bekal, dan jangan menyisakan makanan kita. Bijak dalam
mengonsumsi makanan guna mengurangi dampak krisis iklim.
Nah itu dia 3 hal sederhana yang
aku lakukan dalam rangka challenge team up for action. Aku menyadari bahwa ini
merupakan aksi kecil yang bisa aku lakukan untuk bumi. Namun pada dasarnya,
tidak ada aksi yang terlalu kecil untuk bumi. Sesederhana apa pun, apabila
dilakukan secara bersama-sama sebagai satu tim, maka akan membawa dampak yang
besar. Yuk ikutan juga beraksi di Team up for impact di link berikut https://teamupforimpact.org/
Salam generasi lestari! 💚