Akhir-akhir ini tren self-love
marak digaungkan di media sosial oleh warganet. Tren ini timbul karena adanya kesadaran akan pentingnya kesehatan mental yang menjadi topik hangat dan
menarik untuk dibahas. Lalu, sebenarnya apa itu self-love dan apa manifestasinya?
Melansir dari Psychology Today, self-love
adalah istilah umum yang merujuk pada tindakan cinta yang kita lakukan terhadap
diri sendiri, baik secara fisik maupun non-fisik, sehingga membuat kita bisa
menerima dan memperlakukan diri sendiri dengan baik. Proses self-love melibatkan empat aspek, yaitu self-awareness, self-worth, self-esteem, dan self-care. Untuk kasus yang terakhir,
yaitu self-care merupakan aspek fisik
yang tercermin dari cara kita menjaga kesehatan diri, mengatur pola makan, dan
merawat diri.
Dalam kasus merawat diri, saat ini banyak orang Indonesia yang
mulai sadar akan pentingnya skincare,
bukan sekadar memakai kosmetik sebagai riasan yang sifatnya dekoratif semata,
tetapi juga bagaimana agar bisa memiliki kulit sehat, terawat, dan terjaga. Produk-produk
skincare pun menjamur di pasaran
dengan berbagai merek dan klaim beragam memberi solusi atas sejuta masalah kulit. Namun,
apakah kamu sudah mengenali bahan-bahan atau kandungan dari produk kecantikan dan
skincare yang kamu gunakan?
Ironisnya, bahan-bahan kosmetik dan atau skincare yang beredar di pasaran mayoritas mengandung bahan kimia
berbahaya yang berdampak buruk bagi tubuh dan lingkungan. Mengapa begitu?
Karena kandungan kimia dalam produk-produk tersebut sulit terurai, bersifat
karsinogenik, dan bersifat toksik bagi makhluk hidup lain. Yuk kenali bahan
kimia berbahaya yang sering ditemukan di produk skincare dan kecantikan melalui gambar di bawah ini.
Mungkin kamu akan berpikir bahwa ini terdengar sangat
kontradiktif karena di satu sisi produk skincare memberikan efek meningkatkan
kecantikan, tetapi di lain sisi kandungannya berbahaya dan merugikan kita semua.
Ya, memang inilah faktanya. Kandungan kimia berbahaya yang sering ditemukan
pada produk kecantikan dan skincare berkontribusi signifikan dalam membuat
ekosistem menjadi buruk
Lalu tindakan preventif apa yang bisa kita lakukan, mengingat
bahwa tidak semua dari kita punya pengetahuan yang cukup terhadap bahan kimia
tersebut. Hal pertama dan paling mudah yang bisa dilakukan adalah teliti.
Jangan malas untuk membaca label kandungan produk kecantikan dan skincare yang akan kita beli. Teliti
terlebih dahulu apakah ada bahan-bahan kimia berbahaya seperti yang telah
disebutkan di atas. Pada dasarnya memang produk kecantikan banyak yang
mengandung bahan kimia, tapi apakah brand
tertentu transparan terhadap kandungan yang mereka pakai dalam produknya?
Sangat sulit untuk percaya, sehingga kita sebagai konsumen harus lebih cerdas
karena bagaimanapun apa yang akan kita konsumsi akan diserap oleh kulit dan
tubuh. Hal ini akan berpengaruh pada kesehatan tubuh dan lingkungan juga. Jangan
sampai wujud self-care yang kita lakukan justru menjadi bumerang bagi diri dan lingkungan. Selain itu, kita juga bisa mempertimbangkan
penggunaan produk merek alami/organik yang tidak hanya aman, tetapi juga
memiliki kandungan yang ampuh.
Tahukah kamu bahwa Indonesia memiliki segudang komoditas lokal dan sumber daya alam
melimpah yang bisa dimanfaatkan untuk produk kecantikan dan skincare. Hal ini bisa menjadi peluang
besar untuk dimanfaatkan oleh industri kecantikan yang ramah lingkungan dan ramah sosial. Apa saja komoditas lokal yang
bisa dimanfatkan dan dikembangkan untuk sektor industri kecantikan?
Kelapa Sawit
Kelapa sawit (Elaeis
guineensis) adalah tanaman asli Afrika Barat yang dibawa ke Asia Tenggara
pada Abad ke-19. Kelapa sawit tumbuh subur di daerah tropis sehingga banyak
ditemukan di Indonesia, khususnya di Sumatera dan Kalimantan. Kelapa sawit
menghasilkan buah, kemudian dari buah inilah yang akan menghasilkan minyak
kelapa sawit. Minyak kelapa sawit merupakan minyak nabati yang mengandung lemak
jenuh dan tak jenuh, vitamin E, dan beta-karoten. Kandungan baik ini membuatnya
kaya akan segudang manfaat dan ditemukan di beragam produk, dari mulai produk
makanan, bahan bakar, hingga digunakan untuk produk kecantikan. Oleh karena
itu, minyak kelapa sawit merupakan komoditas lokal yang potensial, khususnya sebagai
bahan alami (natural) dalam formulasi produk kecantikan.
Data dari Cosmetics design-Europe.com, minyak kelapa sawit
ditemukan hampir di 70% produk kosmetik dan hasilnya jauh lebih baik daripada
menggunakan tanaman lain. Lalu, sebenarnya kandungan baik apa saja dalam minyak
sawit sehingga banyak produk kecantikan memilihnya sebagai formulasi yang
tepat?
Mengutip dari laporan Palm Oil Agribusiness Strategic Policy
Institute (PASPI) melalui Warta Ekonomi, minyak sawit banyak digunakan dalam
produk kosmetik, baik skincare maupun
make up, karena bersifat melembabkan
dan memberikan tekstur yang diinginkan. PASPI juga menegaskan bahwa minyak
sawit dan produk turunannya aman digunakan dalam produk kosmetik dan personal care yang diperkukuh oleh
penilaian dari The Cosmetic Ingredient Review (CIR) Expert Panel. Dalam
laporannya, PASPI menjelaskan bahwa minyak sawit pada produk skincare memiliki
tiga fungsi, yaitu emulsifiers, thickener,
dan surfactant.
Fungsi pertama, emulsifiers
berarti minyak sawit berfungsi sebagai pencampur antara bahan air dan
minyak. Hydrating agent dan moisturizing agent pada moisturizer tidak akan menyatu tanpa emulsifier. Fungsi kedua, thickener berfungsi memperbaiki
konsistensi formula yang terlalu cair seperti glycerine dan stearic acid.
Fungsi ketiga, surfactant yang
memiliki kemampuan untuk menurunkan tegangan permukaan air yang berperan
sebagai cleansing agent yang dapat
mengangkat kotoran sehingga lebih mudah dibersihkan. Selain ketiga fungsi
tersebut, minyak sawit juga kaya akan beta-karoten (pro-vitamin A) dan vitamin
E yang mengandung zat antioksidan tinggi yang bermanfaat bagi kesehatan dan
kecantikan kulit.
Keeksotikan kelapa sawit membuat ekspansi sawit kian masif
dilakukan sehingga menimbulkan terjadinya alih fungsi hutan menjadi perkebunan
kelapa sawit. Pembalakan hutan pun dilakukan terus-menerus sehingga terjadi
deforestasi. Berdasarkan riset yang tertuang dalam jurnal Enviromental Research
Letters (Februari 2019) via Madani Berkelanjutan, menunjukkan bahwa ekspansi
perkebunan sawit dalam kurun waktu 2001-2016 menyebabkan hilangnya 23% tutupan
hutan Indonesia. Hal ini berarti Indonesia kehilangan hutan hampir seluas 4
kali lapangan bola setiap 10 menit karena ekspansi perkebunan sawit tersebut.
Sangat mengejutkan bukan?
Ekspansi perkebunan sawit yang tidak terkendali dan tidak
berkelanjutan ini menimbulkan beragam masalah lingkungan dan sosial. Selain
mengancam hutan, hal tersebut juga mengancam habitat satwa liar. Melansir dari
WWF, satwa liar yang terancam punah akibat pembalakan hutan yang begitu masif
adalah orangutan, gajah Sumatera, gajah kerdil Kalimantan, badak Sumatera, dan
harimau Sumatera. Produksi minyak sawit yang terus-menerus mengakibatkan
habitat mereka terancam dan tak jarang satwa-satwa tersebut sengaja dibunuh
saat pembalakan hutan, sungguh mengenaskan bukan? Kemudian, tak jarang
perusahaan melakukan pembukaan lahan dengan praktik land clearing yang menimbulkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla)
sehingga terjadi bencana kabut asap yang mencemari udara.
Lalu apa solusinya? Jangan sampai komoditas lokal unggulan ini
jadi kambing hitam di negeri sendiri, potensinya yang luar biasa harus bisa
dimanfaatkan dengan bijaksana tanpa mengganggu lingkungan, mengancam satwa
liar, dan menghilangkan keanekaragaman hayati. Hal yang bisa kita lakukan
sebagai konsumen adalah memilih produk yang sudah ada label RSPO (Rountable on
Suistainable Palm Oil) untuk memastikan bahwa kita membeli produk yang dibuat
dengan minyak sawit berkelanjutan. Apa maksudnya minya sawit berkelanjutan?
Jadi, minyak sawit berkelanjutan adalah produk minyak sawit yang diproduksi
dengan menaati kebijakan yang menjanjikan nihil
deforestasi, nihil pengembangan gambut, dan nihil eksploitasi (NDPE).
Selain kita harus jeli memilih produk minyak sawit yang sudah berlabel RSPO,
kita juga bisa melakukan riset terhadap merek-merek yang mendukung program
berkelanjutan, bisa lihat dan klik panduan WWF berikut ini sebagai referensi saat membeli produk.
Adakah produk skincare berbahan dasar kelapa sawit yang sudah
beredar, bersertifikasi halal, dan tentunya aman tanpa bahan kimia berbahaya? Jawabannya
tentu ada! Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) telah meluncurkan produk skincare dengan formula minyak sawit
pada tahun 2016. Merek dagang skincare
tersebut bernama Guineensis dan telah terdapat enam produk skincare yang sudah dipasarkan, di antaranya adalah organic liquid facial wash, brightening day
cream dan brightening night cream,
anti-aging day cream dan anti-aging
night cream, hand and body lotion. Bahan baku produk skincare keluaran Guineensis adalah olein merah kelapa sawit yang
kaya akan kandungan karotenoid (provitamin A) dan Vitamin E. Keunggulan lainnya
adalah produk Guineensis telah bersertifikat halal dan dapat digunakan oleh
semua kalangan, serta aman digunakan untuk ibu hamil dan menyusui. Produk
Guineensis telah dipasarkan secara offline
dan online melalui beberapa market place dan akun official Instagram
@guineensis_Indonesia. Apakah kamu penasaran dengan produk-produk Guineensis?
Jika iya, langsung saja kepoin mereka
dan coba produknya.
Madu
Selain kelapa sawit, tentu Indonesia memiliki komoditas lokal
lainnya untuk produk kecantikan yang bersifat natural dan aman, salah satunya
madu. Banyak sekali budidaya lebah madu yang ditemukan di berbagai daerah di
Indonesia. Budidaya lebah madu memberikan keuntungan karena selain menghasilkan
madu juga mampu menjaga dan melestarikan lingkungan. Hal ini disebabkan oleh
upaya yang dilakukan dalam beternak lebah madu adalah menanam sayur-sayuran dan
tanaman berbunga yang akan membantu proses penyerbukan. Dengan demikian,
budidaya madu berkontribusi dalam menjaga keseimbangan ekosistem alam.
Selain bisa dimakan dan bermanfaat untuk kesehatan, madu pun
memiliki segudang manfaat untuk kecantikan. Madu merupakan bahan ajaib dan
bersifat antiseptik alami yang diperlukan oleh kulit. Oleh karena itu, tak
heran jika kita sering menemukan kandungan madu pada berbagai produk
kecantikan, dari mulai masker wajah, sampo, lotion,
lip balm, dan masih banyak lagi. Menurut Mona Gohara, MD, profesor klinis
di Yale Department of Dermatology, madu memiliki khasiat penyembuhan alami,
khususnya untuk penyembuhan luka. Ia menambahkan bahwa madu dapat meningkatkan
kolagen dan menjadi anti-aging yang
luar biasa. Namun perlu dicatat ya, kita tidak bisa sembarangan menggunakan
semua jenis madu yang beredar di pasaran untuk kecantikan. Madu terbaik yang
bisa digunakan untuk skincare adalah
madu mentah yang tidak dipasteurisasi dan madu gelap (semakin gelap madu,
semakin tinggi jumlah antioksidan dan lebih baik untuk kecantikan). Melalui gambar di bawah ini, kita bisa melihat bagaimana madu bisa digunakan dalam rangkaian skincare routine kita, yuk dicoba!
Kita bisa melihat bahwa Indonesia memiliki beragam komoditas
yang berpotensi untuk dikembangkan dalam produk kecantikan. Selain kelapa sawit dan madu yang dipaparkan dalam tulisan ini, masih banyak lagi komoditas lain yang punya potensi untuk dikembangkan, seperti kopi, teh, pegagan, minyak tengkawang, dan masih banyak lagi. Ada banyak kelompok
komunitas dan unit Usaha Kecil dan Menengah di berbagai penjuru Indonesia yang
memproduksi komoditas lokal dan memperkenalkan bahwa hasil hutan bukan hanya
kayu saja, tetapi juga menghasilkan beragam komoditas, dari mulai buah, sayur,
biji-bijian, dan lain-lain. Ada banyak petani sawit, peternak lebah, dan
sejenisnya yang berjuang menghasilkan komoditas lokal berkelanjutan. Ketika
kita sebagai konsumen bisa membeli dan memanfaatkannya, maka kita berkontribusi
dalam menyejahterahkan mereka. Pilihan cantik kita dapat memberdayakan mereka.
Lingkungan terjaga, pun masyarakat sejahtera.
Dapat disimpulkan bahwa produk kecantikan dan skincare yang beredar di pasaran masih banyak yang mengandung bahan kimia berbahaya. Hal tersebut menyebabkan timbulnya berbagai masalah kesehatan dan berdampak buruk bagi lingkungan. Kita sebagai konsumen harus cerdas dalam memilih produk yang akan dibeli sehingga jangan sampai wujud self-love dan self-care yang kita lakukan justru menjadi katalisator terjadinya masalah kesehatan dan kerusakan lingkungan. Alam Indonesia memberikan solusi dalam mengatasi hal ini terbukti dengan banyaknya komoditas lokal yang bisa dimanfaatkan dalam industri kecantikan. Namun, alam Indonesia masih belum dikelola secara lestari dan bahan alam masih diolah mentah tanpa membuatnya menjadi produk turunan. Ada banyak komunitas, lembaga, dan UMKM yang berupaya memanfaatkan komoditas lokal dengan bijaksana, menghasilkan produk turunan bernilai tinggi, dan produksinya aman. Kita semua bisa bekerja sama dalam hal memilih produk kecantikan dan skincare yang digunakan. Ketika kita memilih produk komoditas lokal berkelanjutan yang ramah lingkungan dan ramah sosial, maka kita juga secara tidak langsung membantu melindungi bumi dan meningkatkan ekonomi masyarakat. Lingkungan terjaga, masyarakat sejahtera.